Kisah ini , aku ambil dari sebuah document ms word yang aku sendiri tidak mengerti darimana sumbernya , pokoknya baca aja deh :)
Kisah
fiktif tentang dramatisasi suasana pagi hari di rumah seorang anak
Indonesia, di mana ia tiba-tiba mendapati barang-barangnya bisa
berbicara! Barang-barang itu mendadak hidup dan menceritakan semua
kisahnya pada si anak...tentang sebuah negeri bernama Belanda, dan
bagaimana 'aroma' mereka masih 'tercium kuat' di Indonesia...
Pagi
ini setelah bangun tidur kubasuh wajahku dengan air, lalu kuraih
sebotol sabun muka bermerk POND'S. Kupencet wadah sabun itu namun
tiba-tiba...
"Auwww!!!" wadah POND'S itu berteriak. "Sakit tau! Jangan keras-keras dong mencetnya!" Aku yang luar biasa kaget spontan menjatuhkan sabun itu ke lantai. "Kamu kok bisa ngomong...?" aku
menatapnya terpana seperti orang bego. "Yah...hanya pagi ini aku diberi
kesempatan berbicara," katanya santai. "Bukan cuma aku kok, teman-teman
lain juga."
Sebelum
sempat terkejut, rumahku tiba-tiba dipenuhi teriakan membahana. "Hai!"
pasta gigi PEPSODENT menyapaku. "Halo!" shampo SUNSILK mengerlingkan
mata, diikuti deterjen RINSO di kaki wastafel. Aku hampir pingsan tak
percaya!
"Kami
ini produk UNILEVER lho," urai POND'S. "Perusahaan ini milik Belanda,
join dengan Inggris. Kamu tahu tidak, rumahmu dan kehidupanmu diwarnai
produk buatan perusahaan Belanda lho!"
Belum
sempat berkata apa-apa, POND'S meloncat-loncat ke dapur sehingga aku
terpaksa mengikutinya. "Lihat!" katanya bersemangat. "Penyedap rasa
ROYCO itu juga milik UNILEVER." Dia mengitari dapur menyebutkan
merk-merk yang dikenalnya. "Susu bendera FRISIAN FLAG! Itu milik
perusahaan ROYAL FRIESLAND FOODS dari Belanda. Es krim WALL'S dan
CAMPINA di kulkasmu itu juga dari Belanda.Cat tembokmu yang bermerk
DULUX itu juga buatan AKZO NOBEL Belanda!"
POND'S
semakin menggila, ia keluar dapur dan menudingi barang-barang di garasi
dan gudang. "Bir BINTANG itu buatan HEINEKEN Belanda!" katanya menunjuk
gundukan botol bekas. "Oli PENNZOIL ini juga buatan ROYAL DUTCH SHELL
Belanda. Lampu PHILIPS rumahmu juga buatan Belanda!"
Meskipun
kesal, lama-lama penasaran juga aku dibuatnya. "Lalu apalagi yang
buatan Belanda?" tanyaku. "Maskapai penerbangan KLM, Bank ABN AMRO,
bahkan E-BUDDY di hape-mu itu juga milik Belanda!" serunya.
Aku terperangah. “Wow, berarti Belanda kaya sekali ya!”
“Tentu
saja!” ujar POND’S sedikit angkuh. “Belanda itu ‘kan negara dengan
penghasilan per kapita terbesar ke-9 di dunia. Menurut IMF pada 2010
nilainya mencapai 40.765 dolar!”
“Wuaahh…banyak
sekali!” aku terkagum-kagum. “Tapi kok bisa ya mereka membangun
perusahaan-perusahan raksasa? Produknya ada di mana-mana pula,” tanyaku
heran.
“Tentu bisa,” jelasnya. “Karena mereka menempati peringkat ke-8 dunia dalam Globalization Index, yaitu
negara yang paling banyak berhubungan dengan negara-negara lain.
Belanda juga menempati peringkat ke-5 Digital Economy, artinya mereka
memanfaatkan teknologi informasi untuk mendorong pertumbuhan ekonominya,
jadi informasi dan jaringan juga cepat meluas. Dari segi modal mereka
juga tidak kesulitan karena ditopang bank-bank yang kuat. Perlu
diketahui, Belanda menempati peringkat ke-7 dunia dalam International
Banking, yang artinya bank-bank mereka hanya sedikit terkena dampak
krisis keuangan.”
“Waaaahhh……..hebat
sekali negara asalmu itu!” kataku tak percaya. “Apa ya rahasianya? Aku
juga ingin Indonesia negeriku jadi seperti itu…”
“Gampang kok,” kata POND’S. “Sistem pendidikan jadi kuncinya. Di Belanda, pendidikan tinggi dibagi dua jenis, yaitu WO (Wetenschappelijk Onderwijs) yang berorientasi pada penelitian dan HBO (Hoger Beroepsonderwijs) yang mengarah pada pembentukan profesional. WO dijalankan oleh universitas dan HBO oleh hogescholen. Keduanya
saling mendukung satu sama lain. Jadi pemuda Belanda bisa memilih dan
mendalami minatnya masing-masing, apakah ia hendak terjun sebagai
akademisi ataupun sebagai profesional. FOKUS…itu kuncinya. Lebih baik
menguasai sedikit keahlian tapi dipelajari terus-menerus hingga
benar-benar menjadi pakarnya.”
Aku
pun terpana mendengar pidatonya. Ternyata selama ini Indonesia masih
‘dijajah’ Belanda melalui produk-produknya. Apabila bisa menerapkan
sistem pendidikan yang baik seperti Belanda, maka majulah perekonomian
negeriku tercinta ini…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar